Cerita Dibalik Ilmu Kebal
Do you like this story?
Cerita Dibalik Ilmu Kebal
Sebuah
cerita lisan dari warga. Pada suatu ketika di sebuah kampung di
Karawang, tepatnya di sebuah totowang yang menghubungkan Lemahabang dan
Tempuran (jalan di daerah pesawahan) yang sepi, terjadilah pembegalan
(penjegalan) menjelang pagi hari yang masih gelap. Seorang pengendara
motor dijegal oleh perampok (bajing luncat -istilahnya, atau di Karawang
dikenal dengan sebutan begal). Dengan target merampas sepeda motor dari
si pengendara.
Dengan menggunakan tali yang dibentang di jalan, sang perampok menjegal si pengendara motor, alhasil si pengendara dan motornya terjatuh. Lalu, singkat cerita terjadilah perkelahian. Ternyata bukan hanya si perampok yang membawa golok, si pengendara yang memang sudah wanti-wanti takut ada yang merampok diperjalanannya juga membawa golok. Terjadilah perkelahian sengit di tempat sepi itu. Masing-masing saling bacok dengan goloknya.
Apa yang kemudian terjadi? Percaya atau tidak (ini dikisahkan oleh warga setempat), keduanya tidak mempan terhadap tajamnya golok itu alias kebal. Perkelahian bahkan berlangsung lama hingga hari benar-benar beranjak siang. Hingga akhirnya diketahui oleh penduduk. Alhasil, sang maling pun dikeroyok oleh penduduk. Karena (katanya) si maling kebal, pengeroyokan pun jadi sangat alot hingga akhirnya ada penduduk yang memang kebetulan petani yang saat itu hendak pergi ke sawah, membawa cangkul dan menuntaskan riwayat si perampok itu dengan cangkulnya. Sebuah cangkul yang tidak terlalu tajam, tidak setajam golok.
Apa yang kemudian disimpulkan dari cerita diatas, dan berdasarkan apa yang dikatakan penduduk dan orang-orang tua yang saya dengar ceritanya?!
“Sekebal-kebalnya orang (yang memiliki ilmu kebal), dia memang bisa saja kebal terhadap senjata tajam walaupun senjata (golok, pedang dll) itu dikeramatkan, dimandikan dengan kembang dll. Tapi, kekebalannya tidak akan berarti jika benda tajam itu terlebih dahulu ditancapkan ke tanah.” – Maksudnya? Seperti kisah diatas, cangkul petani yang sering digunakan untuk mencangkul tanahlah yang bisa melukai si perampok.
Ada keyakinan bahwa manusia itu berasal dari saripati tanah, dan jasad manusia pun ketika mati akan dikubur dan melebur dengan tanah. Jadi, tanah (bumi) adalah unsur yang sangat penting, seperti halnya udara dan air.
Cerita ini saya dengar dari beberapa orang penduduk sekitar dan berdasarkan apa yang dikatakan orang-orang tua di kampung. Mengenai kebenarannya, tentunya kembali kepada keyakinan yang membaca tulisan ini! Tapi, ya inilah budaya (buhun) atau hal yang memang tidak asing lagi adanya. Dua hal yang patut kita yakini : Pertama, bahwa tidak ada yang sempurna dari manusia, setiap hal yang dimiliki manusia pasti ada kekurangannya. Kedua, tidak jauh dari kekuatan maka disitulah terletak kelemahan.
Dengan menggunakan tali yang dibentang di jalan, sang perampok menjegal si pengendara motor, alhasil si pengendara dan motornya terjatuh. Lalu, singkat cerita terjadilah perkelahian. Ternyata bukan hanya si perampok yang membawa golok, si pengendara yang memang sudah wanti-wanti takut ada yang merampok diperjalanannya juga membawa golok. Terjadilah perkelahian sengit di tempat sepi itu. Masing-masing saling bacok dengan goloknya.
Apa yang kemudian terjadi? Percaya atau tidak (ini dikisahkan oleh warga setempat), keduanya tidak mempan terhadap tajamnya golok itu alias kebal. Perkelahian bahkan berlangsung lama hingga hari benar-benar beranjak siang. Hingga akhirnya diketahui oleh penduduk. Alhasil, sang maling pun dikeroyok oleh penduduk. Karena (katanya) si maling kebal, pengeroyokan pun jadi sangat alot hingga akhirnya ada penduduk yang memang kebetulan petani yang saat itu hendak pergi ke sawah, membawa cangkul dan menuntaskan riwayat si perampok itu dengan cangkulnya. Sebuah cangkul yang tidak terlalu tajam, tidak setajam golok.
Apa yang kemudian disimpulkan dari cerita diatas, dan berdasarkan apa yang dikatakan penduduk dan orang-orang tua yang saya dengar ceritanya?!
“Sekebal-kebalnya orang (yang memiliki ilmu kebal), dia memang bisa saja kebal terhadap senjata tajam walaupun senjata (golok, pedang dll) itu dikeramatkan, dimandikan dengan kembang dll. Tapi, kekebalannya tidak akan berarti jika benda tajam itu terlebih dahulu ditancapkan ke tanah.” – Maksudnya? Seperti kisah diatas, cangkul petani yang sering digunakan untuk mencangkul tanahlah yang bisa melukai si perampok.
Ada keyakinan bahwa manusia itu berasal dari saripati tanah, dan jasad manusia pun ketika mati akan dikubur dan melebur dengan tanah. Jadi, tanah (bumi) adalah unsur yang sangat penting, seperti halnya udara dan air.
Cerita ini saya dengar dari beberapa orang penduduk sekitar dan berdasarkan apa yang dikatakan orang-orang tua di kampung. Mengenai kebenarannya, tentunya kembali kepada keyakinan yang membaca tulisan ini! Tapi, ya inilah budaya (buhun) atau hal yang memang tidak asing lagi adanya. Dua hal yang patut kita yakini : Pertama, bahwa tidak ada yang sempurna dari manusia, setiap hal yang dimiliki manusia pasti ada kekurangannya. Kedua, tidak jauh dari kekuatan maka disitulah terletak kelemahan.
This post was written by: Author Name
Author description goes here. Author description goes here. Follow him on Twitter